Merantau part 1
(Ilustrasi foto by pixabay)
Habis Lulus kuliah pastinya ingin langsung untuk mendapatkan pekerjaan. karena kendala oleh situasi dan keadaan. pada tahun 2020, Indonesia terdampak virus korona yang lagi maraknya di beritakan. Itu adalah salah satu penghambat untuk pergi merantau. Mungkin pada situasi seperti ini sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan apalagi adanya virus korona, tidak semua perusahaan mau membuka lowongan pekerjaan. Dalam pikiran pada saat sebelum pandemi Covid19 datang ke Indonesia, sehabis kuliah langsung dapat pekerjaan. tetapi nyatanya tak semudah yang aku bayangkan. Saat pandemi, banyak sekali aturan yang harus di patuhi oleh masyarakat seperti tidak boleh keluar dari rumah dan harus memakai masker, jika ingin berpergian.
Pada saat pandemi Covid19, harus menganggur tanpa ada kegiatan apa pun karena keadaan yang tidak memungkinkan. pikiran aku mulai tidak karuan. Aku merasa bosan. karena tidak ada kegiatan selama pandemi. Umur ku makin bertambah. tetapi aku juga belum bekerja. Itu lah yang selalu ada dalam pikiran ku. Disaat pandemi mulai mereda. Aku memutuskan untuk merantau. Dan menghampiri ibuku untuk mengatakan niatku untuk mencari pekerjaan di perantauan.
“Bu, zara minta izin mau pergi merantau untuk mencari pekerjaan, saatnya aku harus memulai karirku sendiri dan bisa membangun impianku sendiri ujarku”
“Nak, apa kamu yakin dengan keputusanmu ini. Apalagi kondisi sekarang masih pandemi ujar ibuku”
“Bu, jika zara menunggu pandemi ini sampai reda, itu tidak mungkin. Ibu lihat sendiri berita di tv sampai sekarang pemerintah saja belum tahu cara pandemi ini cepat hilang bu. Yang ada solusi dari pemerintah hanya melakukan vaksin bu untuk mencegah terkenanya Covid19 ujarku “
“ apa kamu yakin dengan keputusan yang telah kamu pilih nak ujar ibuku “
“Insyaallah zara yakin bu, doakan saja zara bu agar zara cepat bekerja dan bisa membantu perekonomian keluarga kita bu ujarku”.
“ jika kamu telah yakin atas langkah yang kamu ambil, bu Cuma berpesan agar kamu bisa menjaga dirimu di negeri orang nak ujar ibuku”.
“baik bu, ujarku”
Setelah mendapatkan izin dari ibu untuk pergi merantau. Aku berharap untuk mendapatkan pekerjaan secepat mungkin. Pada bulan sebelas. Dua ribu dua satu. Aku memutuskan untuk berangkat ke Bandung. Dan dengan semangatnya. aku pertama kali menginjakan kaki di kota tersebut. Aku masih dengan harapan yang sama. untuk mendapatkan pekerjaan. Pertama kalinya aku sampai di sana. Keesokan harinya, dengan untuk mengirimkan lamaran pekerjaan melalui email dan kantor pos ke perusahaan. Dengan sercercah harapan ada panggilan kerja untukku. Sudah beberapa bulan aku menunggu panggilan kerja tetapi tidak ada satu pun panggilan kerja yang datang. Seakan harapanku mulai pupus. Karena rasanya lelah dan capai mulai datang menghampiriku. bagiku menjadi seorang pengangguran itu tidak enak. Apalagi hampir selama dua tahun aku menganggur. Dipandang sebelah mata oleh orang di sekeliling kita itu rasanya tidak enak. Mereka tidak tahu saja bertapa susahnya mencari kerja dengan kondisi seperti sekarang.