Terasa Hidup sendiri
"Den faiz mengapa belum tidur ? Tanya mbok lasmi"
"Aku gak bisa tidur mbok"
"Loh mengapa den faiz gak bisa tidur, apa ada yang den faiz pikirkan". Aku rasa kesepian saja mbok di rumah ini. Buat apa aku tinggal di rumah yang besar tetapi kedua orang tuaku tidak memperhatikanku mbok."
"mengapa den faiz ngomong begitu ?"
"Sedari aku kecil sampai besar aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuaku mbok. Mereka saja tidak pernah menanyakan bagaimana keadaanku. Mereka terlalu sibuk, sampai gak ada waktu buatku mbok. Aku sampai iri dengan teman-teman sekolahku. Sekolah di antar dan pulang sekolah di jemput sedangkan aku tidak pernah merasakan seperti itu. padahal temanku orang tuanya juga bekerja mbok tetapi masih ada waktu untuk anaknya. sedangkan aku tidak pernah mbok, mereka selalu sibuk. aku juga ingin seperti teman-temanku mbok".
"Mengapa den faiz tidak ongomong saja sama bapak dan ibu, agar pas weekend mereka bisa meluangkan waktu untuk den faiz".
"Mereka berdua itu terlalu sibuk mbok, aku sudah pernah ngomong sama mereka tentang keinginanku untuk pergi jalan sama mereka pas hari libur tetapi mereka selalu bilang ada kerjaan".
Pada malam harinya orang tua faiz pulang kerja cepat. Akhirnya faiz bisa makan malam bersama bersama walau sebelumnya faiz selalu makan di temani oleh mbok lasmi.
"Pah, Ma besok kan hari libur. Bisakah kita pergi jalan-jalan bersama. Aku ingin sekali pergi sama kalian".
"Faiz, mama tidak bisa pergi karena mama masih ada kerjaan yang belum selesai. Lain kali kalau mama sudah tidak sibuk lagi di kantor. mama janji untuk pergi jalan-jalan sama faiz".
"Faiz, untuk saat ini papa sama mama belum bisa untuk pergi jalan-jalan. Untuk saat ini kamu harus ngerti yah keadaan kita berdua".
"Yah pah. Kalau begitu aku ke kamar duluan.
Selamat malam pah mah".
"Begitu lah ceritanya mbok. Mereka selalu lebih mementingkan pekerjaannya daripada aku mbok".
"Den faiz yang sabar yah, semoga bapak sm ibu nantinya ada waktu buat den faiz. Walau bapak dan ibu selalu sibuk sama pekerjaannya. Mbok akan selalu menemani den faiz di rumah ini. Bagaimana pun den faiz sudah mbok anggap seperti anak mbok sendiri".
"Makasih mbok, telah merawat aku selama ini. Yang selalu bisa ngertiin keadaan aku".
"Ya sama-sama den faiz. Mending den faiz istirahat saja tidak baik loh tidur terlalu malam".
"Baik mbok".